Selasa, 06 Oktober 2009

BERCITA – CITA KAYA

Malam ini bapak, ibu, dan Om Udin berbincang-bincang mengenai harta. Bapak menyarankan agar jangan menjadi Pegawai Negeri Sipil dulu, karena gajinya sedikit. Bapak dan Ibu yang sudah 30 tahun menjadi PNS aja selalu aja berhutang kepada orang – orang maupun bank.. Harta keluarga ku semua sudah digadaikan, baik itu rumah, kios usaha, mobil,dan motor. Hutangnya kalau ditotal sudah seratus juta lebih.

Kerja itu enaknya di perusahaan asing yang gajinya dolar, contoh : Mas Yanto yang 3000 dolar per bulan. Mas Gun yang 25 juta per bulan. Aku mulai malam ini juga berorientasi mengejar materi . Ku mulai merenung kalau menjadi kaya itu banyak keuntungannya, sabda Nabi SAW, “ Harta kekayaan adalah sebaik-baik penolong bagi pemeliharaan ketakwaan kepada Allah.” (HR. Ad-Dailami). Dan apalagi kalau aku memang bisa istiqomah menjadi orang yang berusaha sholeh, sabda Nabi SAW, “Wahai 'Amru, alangkah baiknya harta yang sholeh di tangan orang yang sholeh.” (HR. Ahmad).

Tetapi ku juga harus menyadari bahwa kekayaan materi juga harus diimbangi dengan kekayaan hati, sabda Nabi,” Yang dinamakan kekayaan bukanlah banyaknya harta-benda tetapi kekayaan yang sebenarnya ialah kekayaan jiwa (hati).” (HR. Abu Ya'la)

Dan perlu diketahui juga bahwa kalaupun aku ditakdirkan untuk menjadi kaya secara materi, itu harus dikelola dengan baik, karena pada hakikatnya harta itu titipan Allah untuk ku.sabda Nabi, “ Bagi tiap sesuatu terdapat ujian dan cobaan, dan ujian serta cobaan terhadap umatku ialah harta-benda.” (HR. Tirmidzi). Dan hati-hati juga terhadap akibat yang ditimbulkan bila memiliki harta melimpah,sabda Nabi, “Sesungguhnya orang-orang yang mengelola harta Allah dengan tidak benar maka bagi mereka api neraka pada hari kiamat. ” (HR. Bukhari)

Yang dimaksud mengelola harta dengan baik antara lain dalam masalah zakat, karena aku banyak melihat orang kaya yang lalai dalam masalah ini, sabda Nabi, “ Apabila kamu diberi sesuatu tanpa kamu minta maka pergunakanlah (makanlah) dan sedekahkanlah sebagiannya.” (HR. Muslim).

Selama ini, tanpa kusadari juga iri melihat orang yang memiliki banyak harta tanpa ku tahu apa itu halal atau haram, karena mungkin keadaan ekonomi keluargaku yang agak minus ini. Ku juga harus selalu ingat, sabda Nabi,” Janganlah kamu mengagumi orang yang terbentang kedua lengannya menumpahkan darah. Di sisi Allah dia adalah pembunuh yang tidak mati. Jangan pula kamu mengagumi orang yang memperoleh harta dari yang haram. Sesungguhnya bila dia menafkahkannya atau bersedekah maka tidak akan diterima oleh Allah dan bila disimpan hartanya tidak akan berkah. Bila tersisa pun hartanya akan menjadi bekalnya di neraka.” (HR. Abu Dawud).

Maka dari itu, aku harus berhati-hati dalam bercita-cita menjadi orang yang kaya harta, terutama dalam hal kapasitas agamaku yang masih terombang-ambing ini. Sabda Nabi,” Cinta yang sangat terhadap harta dan kedudukan dapat mengikis agama seseorang.” (HR. Aththusi).

Dan harta kekayaan itu juga harus kuperoleh dengan cara yang benar-benar halal, karena banyak kusaksikan orang sekitar yang memperolehnya dengan korupsi. Sabda Nabi,” Orang yang paling dirundung penyesalan pada hari kiamat ialah orang yang memperoleh harta dari sumber yang tidak halal lalu menyebabkannya masuk neraka.” (HR. Bukhari)

Kalaupun susah untuk mencari harta dengan cara yang halal, mugkin lebih baik mengikuti saran Nabi ,” Apa yang sedikit tetapi mencukupi lebih baik daripada banyak tetapi melalaikan. “(HR. Abu Dawud)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar