Selasa, 06 Oktober 2009

GENGSI

Sikap gengsi dapat menurunkan prestasi “, pepatah di muka tampaknya sangat terbukti kebenarannya. Banyak sekali siswa – siswi / mahasiswa (i) yang sukses karena dapat mengatasi sikap gengsi. Mereka dapat meraih cita-citanya walaupun dengan fasilitas terbatas, namun dengan kreativitasnya mereka dapat menaklukan dunia. Para entrepreneur sukses juga tak lepas dari yang namanya anti gengsi. Mereka mengarungi hidup ini dengan berjuang keras, tak patah semangat, serta banyak bersyukur. Mereka berusaha dari nol sampai sukses.

Di zaman sekarang, dimana lapangan pekerjaan sulit didapat, tiap tahun jumlah pengangguran terdidik (alumni Diploma, Sarjana, Magister) meningkat tajam sampai jutaan manusia, apalagi jumlah pengangguran yang tidak terdidik. Politik suap dan menyuap sudah membudaya dan mendarah daging dalam kehidupan masyarakat.Nilai tukar rupiah yang kian melemah, bencana alam melanda setiap daerah di Indonesia. Harga bahan kebutuhan primer dan sekunder terus merangkak naik. Alangkah bodohnya, alangkah ketinggalan zaman jika masih memelihara sifat gengsi tersebut.

Seperti kondisiku saat ini, jangan malu untuk berbelanja walau sedikit ke Toko H.Pa’i, Pasikah, Dewi, H. Aga, Berkah, dan lainnya. Memang, sekarang kuota belanja toko orang tua ku kurang dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu. Tampaknya memang toko orang tuaku perlu suntikan modal. Tapi ya, aku harus bersabar sampai aku mendapatkan kerja. Begitu Juga , jangan malu untuk seringnya menggadaikan perhiasan di Pegadaian terutama di Bulakamba. Jangan malu untuk selalu pergi ke kampus berjalan kaki, jangan malu untuk selalu maju.

Kita harus selalu mensyukuri nikmat Allah, apapun kondisinya. Jangan mudah terjebak dengan kesenangan dunia , jangan bersikap iri, dan dengki terhadap orang lain, hidup dengan optimis, dan lihat apa yang akan terjadi. Jangan sampai kita termasuk orang yang dimaksud Nabi SAW,

Kelak akan menimpa umatku penyakit umat-umat terdahulu yaitu penyakit sombong, kufur nikmat dan lupa daratan dalam memperoleh kenikmatan. Mereka berlomba mengumpulkan harta dan bermegah-megahan dengan harta. Mereka terjerumus dalam jurang kesenangan dunia, saling bermusuhan dan saling iri, dengki, dan dendam sehingga mereka melakukan kezaliman (melampaui batas).” (HR.Al-Hakim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar